Laporan Pandangan Mata Pelatihan Trados Himpunan Penerjemah Indonesia Komisariat Daerah Jawa Barat 2023

HPI Komisariat Daerah Jawa Barat menyelenggarakan Pelatihan Trados pada Sabtu, 2 Desember 2023. Bekerja sama dengan Balai Bahasa UPI, kegiatan pelatihan ini dilaksanakan secara luring di Gedung Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Pelatihan ini diselenggarakan untuk memberikan kesempatan kepada para penerjemah untuk meningkatkan keterampilannya. Penguasaan perangkat lunak Trados diharapkan dapat membantu menerjemahkan berbagai jenis teks dengan lebih mudah, akurat, dan cepat.

SDL Trados adalah salah satu perangkat lunak Computer Aided Translation/Computer-Assisted Translation Tool (CAT Tool) yang populer di kalangan penerjemah profesional karena dapat membantu para penerjemah untuk menyelesaikan proyek bervolume besar dan meminimalisasi kesalahan manusia.

Acara pelatihan Trados ini mengundang Pak Hikmat Gumilar sebagai instruktur untuk membimbing para peserta dalam mempelajari perangkat lunak Trados Studio. Pak Hikmat, yang sudah memiliki banyak pengalaman sebagai penerjemah purnawaktu sejak tahun 2011, membagikan ilmunya dari pukul 08.30 hingga 15.00 WIB.

Pelatihan dimulai setelah Ketua HPI Komda Jabar, Muhammad Irfan Ferlanda, memberikan sambutan singkat kepada peserta. Pak Hikmat kemudian memulai acara dengan menceritakan pengalaman profesionalnya sebagai profesional bahasa.

Pak Hikmat melanjutkan penjelasannya terkait alasan beliau memilih menggunakan Trados untuk membantu dalam penerjemahan dokumen. Selain karena popularitasnya di pasar internasional, Trados juga memiliki berbagai fitur canggih dan mudah digunakan oleh pemula.

Salah satu keunggulan dalam menggunakan CAT Tool adalah fitur Translation Memory. Translation Memory merupakan database berisi informasi bahasa yang berkaitan dengan sumber dan target teks terjemahan. Fitur ini dapat menyimpan informasi bahasa teks yang sedang dikerjakan untuk mempermudah proses penerjemahan.

Setelah selesai memaparkan materi, Pak Hikmat kemudian meminta para peserta membuka aplikasi Trados pada laptop mereka masing-masing untuk mulai berlatih secara langsung.

Dipandu oleh Pak Hikmat, peserta berkenalan dengan antarmuka pengguna Trados sembari mencoba menerjemahkan dokumen latihan secara individu. Sebagian besar peserta masih belum terbiasa menggunakan Trados. Namun, dengan arahan Pak Hikmat dan bantuan teknis rekan-rekan pengurus HPI Komda Jabar, perlahan-lahan para peserta mulai cakap menggunakan Trados.

Peserta antusias dalam mengerjakan latihan yang diberikan hingga waktu acara berakhir. Sebagai penutup, Pak Hikmat menjelaskan bahwa dibutuhkan waktu dan ketekunan dalam menguasai Trados. Oleh sebab itu, Pak Hikmat menyarankan agar peserta meluangkan waktu untuk mencoba menggunakan Trados.

Pak Hikmat memberikan tugas untuk para peserta agar dapat berlatih secara mandiri dan membiasakan diri menggunakan Trados. Peserta juga dapat bertanya langsung kepada Pak Hikmat melalui grup WhatsApp Pelatihan Trados yang disediakan. Selain itu, Pak Hikmat juga akan mengadakan beberapa sesi Zoom lanjutan untuk menjawab pertanyaan dan berdiskusi dengan peserta yang telah mengikuti pelatihan hari itu. Acara pelatihan pun secara resmi ditutup oleh moderator tepat pada pukul 15.00 WIB.

Laporan Pandangan Mata Webinar ke-10 Komda Jabar “Post-editing Terjemahan Mesin: Strategi dan Teknik yang Efektif”

Webinar ke-10 HPI Komda Jabar bertajuk Post-Editing Terjemahan Mesin: Strategi dan Teknik yang Efektif diadakan pada hari Sabtu, 2 September 2023 melalui Zoom. Dalam webinar kali ini, Mas Ade Indarta berbagi ilmu dan pengalamannya seputar dunia penyuntingan hasil teks penerjemahan mesin atau yang lebih dikenal dengan machine translation post-editing (MTPE).

Narasumber webinar, Ade Indarta

Acara yang dipandu oleh Wildan Hariz, anggota seksi kegiatan HPI Komda Jabar, ini dihadiri oleh sekitar 96 peserta termasuk anggota pengurus. Setelah acara dibuka oleh sambutan dari ketua HPI Komda Jabar dan ketua HPI Pusat, Mas Ade yang sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam bidang MTPE mengenalkan para peserta tentang selak-beluk dunia tersebut. Selain itu, Mas Ade juga memberikan berbagai strategi, teknik, dan metode evaluasi yang digunakan dalam MTPE.

Mas Ade menjelaskan secara sederhana bahwa MTPE adalah menyunting dan mengoreksi hasil penerjemahan mesin. Beliau memaparkan secara singkat bahwa terjemahan mesin sudah berkembang selama beberapa dekade dan makin dapat diandalkan. Namun, peran manusia masih diperlukan untuk meningkatkan kualitas hasil terjemahan mesin agar lebih akurat, jelas, dan bebas dari kekeliruan.

Mas Ade juga memaparkan bahwa jumlah permintaan MTPE makin meningkat seiring dengan meningkatnya sentimen positif terhadap hasil penerjemahan mesin. Tentunya, tren positif ini harus dimanfaatkan oleh para penerjemah dengan mengasah kemampuannya dalam menyunting teks.

Penerjemah dapat mengikuti beberapa strategi agar kompetensinya sebagai post-editor meningkat. Penerjemah dapat mengikuti kursus post-editing, melatih keterampilannya secara mandiri menggunakan aplikasi daring yang tersedia secara gratis, dan menguasai pedoman umum post-editing seperti TAUS dan ISO 18587:2017.

Mas Ade juga menjelaskan teknik MTPE yang dapat digunakan. Penerjemah dianjurkan untuk fokus memahami teks sumber secara baik, membaca dan mengevaluasi hasil penerjemahan mesin, dan memfinalisasi teks sasaran dari elemen hasil terjemahan mesin dan dengan menggunakan terjemahan yang baru.

Dalam melakukan proses evaluasi hasil post-editing, Mas Ade menjelaskan bahwa penerjemah perlu memperhatikan beberapa hal. Penerjemah perlu memastikan bahwa terminologi yang digunakan sudah konsisten, konvensi terhadap bahasa sasaran sudah tepat, dan format yang digunakan sudah benar. Perlu diperhatikan juga bahwa teks hasil sudah sesuai dengan target pembaca dan tujuan konten serta sudah sesuai dengan pedoman gaya yang diminta oleh klien.

Setelah Mas Ade menutup pemaparan materinya dengan rekapan singkat, moderator mengundang peserta untuk mengajukan pertanyaan. Sayangnya, beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta tidak sempat dijawab oleh Mas Ade karena terbatasnya waktu. Webinar pun ditutup oleh moderator setelah pengumuman dua orang pemenang voucer acara HPI Komda Jabar dan sesi foto bersama.

Laporan Kegiatan “Temu Virtual 2 HPI Komda Jabar: Pemasaran Jasa dan Komunikasi dengan Klien/Agensi”

HPI terus didatangi generasi-generasi muda yang ingin meniti karir di dunia penerjemahan. Topik pemasaran dan komunikasi dengan klien tak luput dari pertanyaan yang dilontarkan peserta-peserta webinar dan temu virtual HPI untuk memulai kariernya.

Temu Virtual 2 HPI Komda Jabar: Pemasaran Jasa dan Komunikasi dengan Klien/Agensi dilaksanakan untuk memenuhi permintaan anggota HPI. Kegiatan tersebut merupakan acara eksklusif anggota HPI, terutama anggota HPI Komda Jabar.

Temu virtual perdana HPI Komda Jabar dilaksanakan pada Sabtu, 7 November 2020 pukul 10.00 dan dihadiri oleh puluhan anggota HPI Komda Jabar. Acara dibuka oleh Ilham Santoso dan Hatfina Sakinah selaku moderator, kemudian sambutan diberikan oleh Pak Eki Qushay selaku Ketua HPI Komda Jabar, dan materi disampaikan oleh Pak Adhi, Kang Joe, Mbak Andina, Pak Fajar, dan Bu Eva selaku narasumber.

Para narasumber menceritakan perjalanannya menuju dunia penerjemahan. Narasumber pertama adalah Pak Adhi selaku penerjemah Inggris-Indonesia. Beliau bercerita mengenai perjuangan yang dimulai dari paruh waktu ketika masih berstatus mahasiswa. Perjuangan tersebut dilanjutkan dengan purnawaktu yang terus berkembang. Beliau berbagi mengenai pemasaran yang dapat dilakukan dengan menjadi pengurus dan anggota organisasi penerjemah. Tidak ada maksud untuk melakukan pemasaran secara langsung, tetapi jejaring tersebut ikut berperan dalam membangun kariernya.

Kemudian Kang Joe, seorang juru bahasa Jepang-Indonesia, menitikberatkan kualitas bagi penerjemah untuk meniti karier. Kualitas yang dimaksud itu adalah aman, nyaman, dan bermanfaat. Tiga hal tersebut berkaitan dengan barang/jasa yang ditawarkan penerjemah kepada klien atau calon pembeli.

Selanjutnya Mbak Andina, selaku penerjemah Prancis-Indonesia, menceritakan perjalanan lintas kota hingga lintas negeri dalam dunia penerjemahan. “Tak ada yang sia-sia”, ucap Mbak Andina. Mbak Andina memberanikan diri dalam melakukan banyak hal yang dinilai berisiko hingga berhasil berpindah dari “mencari klien” ke “dicari klien”.

Kemudian Pak Fajar, seorang juru bahasa Inggris-Indonesia, bercerita bahwa “karier penerjemahan” memiliki arti luas. Beliau memulai dengan membantu teman-teman yang membutuhkan bantuan dalam penerjemahan. Beliau menyatakan bahwa penerjemah perlu dikenal, seperti yang disampaikan oleh narasumber lainnya. Oleh sebab itu, penting bagi penerjemah untuk memperluas jejaring, seperti bergabung dengan forum dan milis professional. Pak Fajar juga mengingatkan pentingnya menahan emosi kepada klien/agensi selama menjadi penerjemah.

Narasumber terakhir adalah Bu Eva selaku penerjemah Jerman-Indonesia. Beliau menanamkan pentingnya citra bagi penerjemah. Penerjemah perlu menahan emosi, positive thinking terhadapat klien, dan selalu menjaga kualitas pekerjaan. Beliau berkata bahwa pemasaran tidak hanya dapat dilakukan melalui hard-selling, tetapi juga bisa melalui soft-selling. Kemudian buah yang didapat saat ini bukanlah hasil dari soft-selling beberapa bulan yang lalu, tetapi dari bertahun-tahun lamanya. Penerjemah perlu membangun jejaring untuk menunjang kariernya.

Setelah semua narasumber selesai berbagi pengalaman, sesi tanya-jawab dibuka. Peserta membanjiri sesi tanya-jawab dengan pertanyaan yang tak bisa dibahas tuntas dalam satu pertemuan ini.

Sesi foto bersama di Temu Virtual 2 HPI Komda Jabar, 7 November 2020

Kegiatan temu virtual berjalan dengan lancar dan diakhiri oleh moderator sekitar pukul 13.00 dengan sesi foto bersama dan penutupan oleh Pak Eki Qushay. Kegiatan temu virtual mendapat banyak respon positif dari peserta yang hadir.