HPI Komda Jabar mendapat kesempatan mengisi satu sesi dalam acara Let’s Read Indonesia, Minggu, 3 Desember 2019. Let’s Read! merupakan sebuah yayasan yang diprakarsai oleh Books for Asia, sebuah program literasi yang telah berjalan sejak 1954. Misi Let’s Read Indonesia yaitu menumbuhkan minat baca melalui digitalisasi cerita bergambar dalam bahasa nasional dan ibu.
Bapak Eki hadir pembicara dalam sesi pertama di hari kedua acara ini. Tema acara lokakarya yang diselenggarakan selama dua hari ini yaitu Penerjemahan Cerita Bergambar Bahasa Sunda.
Dalam kesempatan ini, hadir pula Hatfina (sekretaris) dan Ridha (infotek). Acara ini diadakan di Lantai III Gedung B, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinangor.
Bapak Eki dan Hatfina menjelaskan tentang profesi penerjemah secara umum di depan peserta relawan yang mengikuti lokakarya penerjemahan cerita bergambar ini. Meski hanya sebentar, para peserta yang kebanyakan mahasiswa cukup antusias bertanya dan ingin tahu lebih lanjut mengenai profesi penerjemah dan juru bahasa.
Ibu Aryasatyani Sintadewi, Books for Asia Officer dari Asia Foundation memberi kenang-kenangan ke Bapak Eki di akhir presentasi.
Let’ Read Asia: letsreadasia.org
Informasi acara: https://www.facebook.com/events/977775115928288/
Menerjemahkan secara profesional tidaklah mudah bagi mereka yang memasuki usia senja. Duduk berlama-lama depan layar laptop, memeriksa salah ejaan, menjaga konsistensi kata, mencari padanan kata yang tepat, mengejar waktu tenggat, bernegosiasi dengan klien dan lainnya menjadikan alih bahasa ini bukan hanya menantang bagi orang tua, para pemuda pun menilai profesi ini menguras pikiran, energi, dan batin.
Namun tidak bagi seorang Iim Rogayah. Di sela-sela kesibukannya sebagai dosen senior di Sekolah Tinggi Bahasa Asing Bandung, beliau masih bisa menyempatkan waktunya untuk menerjemahkan pesanan dari rekan-rekannya.
Bahkan, perempuan yang berusia 66 tahun ini telah lulus Tes Sertifikasi Nasional untuk bidang Umum dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia, bulan April 2019 lalu.
TSN ini diadakan oleh Himpunan Penerjemah Indonesia setiap tahun. Biasanya hanya 10 persen peserta yang lulus.
Di hadapan para peserta seminar Professionals in Localization yang diadakan STBA, Rabu, 4 Desember 2019, kemarin, Ambu, panggilan akrab Ibu Iim, melakukan serah terima sertifikat TSN. Sertifikat tersebut diserahkan oleh Sekretaris Umum Himpunan Penerjemah Indonesia, Ibu Anna Wiksadhara.
Ibu Anna, yang juga dosen dan penerjemah bersertifikat, mengomentari momen inspirasional tersebut, “Tidak ada alasan untuk tidak menuntut ilmu karena tua!” Bahkan, tambahnya, “Profesi ini masih bisa dijalani setelah pensiun.”
Ibu Iim Rogayah, yang juga menjadi pengurus Himpunan Penerjemah Indonesia Komisariat Daerah Jawa Barat, menegaskan bahwa sebagai bentuk pertanggungjawaban profesi, seorang penerjemah dituntut untuk terus meningkatkan kualitas, memperluas jejaring, dan mengikuti ujian.
“Perlu skills dan networking. Dan salah satu cara untuk menentukan kapasitas penerjemah adalah dengan mengikuti ujian,” ungkapnya di depan sekitar 180 peserta.
Di akhir acara, pembicara lainnya, Bapak Fajar Perdana, memotivasi para peserta seminar untuk mengisi waktu luangnya dengan berlatih demi mengasah keahlian.
Seorang dikatakan profesional jika ia mengisi waktu luangnya dengan latihan untuk meningkatkan kemampuannya.
“Seseorang menjadi profesional adalah ketika ia tidak kerja, ya latihan. Seorang amatir hanya bekerja ketika waktunya saja,” pungkasnya di acara yang dihadiri juga oleh Ketua HPI Komda Jabar, Bapak Eki Qushay Akhwan.
Alhasil, persyaratan-persyaratan tersebut menjadi kebiasaan dan bekal bagi para penerjemah profesional untuk tetap berkarir di usia senja, bahkan setelah pensiun.
Setelah acara Koffie Tijd siang harinya, HPI Komda Jabar memenuhi undangan radio RRI PRO 2 96.00 FM Bandung. Antara lokasi acara siang hari dan kantor RRI Bandung cukup dekat, Jln. Diponegoro 61, Bandung. Sehingga Bapak Eki (ketua), Hatfina (sekretaris), Ibu Betty (bendahara), dan Ridha (infotek) berjalan kaki saja.
Acara yang diikuti adalah acara English Service Program (ESP)- [Community Corner] instagram.com/esp_communitycorner. Acara ini rutin disiarkan setiap hari Sabtu, pukul 18.00 – 19.00 WIB.
Dalam acara ini, kami menjelaskan mengenai apa itu HPI dan bagaimana cara bergabung menjadi anggota HPI selama 30 menit dalam bahasa Inggris.
Terima kasih kepada Bapak Ian, Teh Nurhayati, dan Teh Alexandria yang sudah memberi kesempatan kepada HPI Komda Jabar untuk mengisi program acaranya. (Ridha)
Acara ini berlangsung di Kafe Koffie Tijd!, Jl. Citarum No. 30, Kota Bandung. Hari Sabtu, 23 November 2019. Sesuai informasi di kiriman sebelumnya.
Acara dimulai pada pukul 10 pagi. Sebelumnya peserta diminta untuk mengisi daftar hadir terlebih dahulu. Pembawa acara adalah salah satu anggota HPI, Teh Asti Novi Lestari.
Sebelum acara perkenalan pengurus HPI Komda Jabar periode 2019 – 2022, para peserta diminta memperkenalkan diri masing-masing. Acara perkenalan ini cukup menarik sekali untuk saling kenal. Bahkan saling berbagi.
Selanjutnya Bapak Eki memperkenalkan masing-masing pengurus yang hadir. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan program kerja pengurus HPI Komda Jabar periode 2019 – 2022.
Kiat Lulus TSN
Selain agenda perkenalan pengurus, acara kopi darat ini juga membahas Tes Sertifikasi Nasional atau TSN. Bagaimana cara agar bisa lulus TSN, mendapatkan sertifikat penerjemah, dan mendapat gelar penerjemah bersertifikat dari HPI.
Dalam acara ini, ada dua pembicara yang diundang. Beliau adalah Bapak Fajar Perdana dan Ibu Maria Renata. Bapak Fajar menjelaskan dari sisi juru bahasa dan Ibu Maria menjelaskan dari sisi penerjemah bahasa.
Para peserta begitu antusias sekali bertanya mengenai TSN. Bertanya tentang pengalaman mengikuti TSN sebelumnya dari dua narasumber. Tidak hanya dari dua narasumber saja, namun para peserta yang pernah ikut TSN juga ikut berbagi.
Sekitar pukul 12 siang, dilakukan foto bersama. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan berikutnya, persiapan kongres HPI. Pengurus HPI Komda Jabar menerima beberapa usulan dari anggota HPI yang hadir dalam acara ini untuk dibawa ke kongres HPI, 30 November 2019.
Sebelum acara ditutup, panitia memberikan empat buah hadiah kejutan untuk para peserta. Salah satu kriterianya yaitu peserta yang datang paling jauh. Ternyata ada peserta yang datang dari Cikarang.
Dalam kesempatan ini pula, para pengurus juga melakukan sesi foto bersama. Acara ini berakhir sekitar pukul 12.30 WIB. (Ridha)