Laporan Kegiatan HPI Komda Jabar akhir 2020 – awal 2021: Temu Virtual 3 & 4 serta Webinar Penerjemahan Manual Alat Medis

Sembari menunggu bergulirnya program vaksinasi yang diharap akan mengakhiri pandemi COVID-19 belakangan ini, pengurus HPI Komda Jabar tentu saja tak hanya diam berpangku tangan. Sebaliknya, kami terus bergerak meneruskan kesuksesan rangkaian acara daring sepanjang tahun 2020 sebagai wahana silaturahmi maupun pengembangan profesi.

Temu Virtual 3: Serba-Serbi Pemasaran Jasa Penerjemahan Kepada Agensi dan Klien

Walaupun Temu Virtual 2 sebelumnya telah membahas topik pemasaran jasa penerjemahan dan penjurubahasaan pula, topik ini begitu besar hingga tak akan habis dibahas dalam satu pertemuan saja, dan tentunya masih banyak narasumber yang masih dapat membawakan perspektif unik yang menghibur sekaligus bermanfaat. Oleh karena itu Temu Virtual ke-3 Komda Jabar ini kembali mengangkat topik pemasaran dari sudut pandang Dewantoro Ratri, seorang penerjemah dan juru bahasa kawakan dari Sidoarjo yang juga berpengalaman mengelola agensi penerjemahan. Mas Dewa menceritakan pengalamannya tersebut dengan gaya yang kocak dan memicu diskusi yang cukup ramai di antara para peserta.

Webinar 5 : Penerjemahan Manual Alat Medis

Alat-alat medis di Indonesia masih didominasi barang impor dari luar negeri. Tentu saja buku/selebaran panduan penggunaan alat-alat medis tersebut ditulis dalam bahasa asing pula, sehingga penerjemahan materi panduan ini memegang peranan penting dalam transfer ilmu dan teknologi kesehatan ke dalam negeri — terlebih lagi dengan munculnya pandemi COVID-19 yang semakin meningkatkan kebutuhan akan berbagai alat medis beserta bahan panduan terkait. Oleh karena itu, penerjemahan manual alat medis menjadi topik yang tepat untuk diangkat dalam webinar ke-5 Komda Jabar, terutama bagi para penerjemah yang ingin mampu memanfaatkan peluang di bidang ini sebagai ganti menurunnya permintaan jasa penerjemahan di sejumlah bidang lainnya pada masa pandemi.

Sebenarnya webinar ini terbagi menjadi dua sesi, dengan sesi pertama yang membahas masalah kesehatan dan kebugaran bagi kalangan penerjemah yang cenderung menghabiskan sebagian besar waktu di dalam ruangan, apalagi di tengah keadaan yang membatasi berbagai kegiatan olahraga di luar ruangan. Topik ini sudah sempat dibahas pada acara Temu Virtual 1 tahun lalu tetapi kali ini panitia mengambil kesempatan untuk mengangkatnya kembali secara lebih rapi dan sistematis. Mulai dari pola makan, berbagai bentuk olahraga atau latihan kebugaran yang dapat dilakukan tanpa keluar rumah, hingga kebiasaan kerja yang lebih sadar kesehatan (misalnya mengistirahatkan mata, menggunakan meja kerja pada posisi berdiri, atau sesekali meninggalkan kursi/tempat duduk untuk bergerak dan melemaskan tungkai), semuanya dibahas oleh kedua narasumber dengan singkat tetapi jelas. Tetapi ada sejumlah peserta yang nampaknya heran atau kaget dengan materi sesi pertama ini, mungkin karena panitia kurang jelas menjabarkan jadwal dan struktur acara pada materi promosi webinar. Pengalaman ini menjadi masukan yang berharga bagi pengurus Komda sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan materi promosi acara-acara berikutnya.

Kemudian sesi kedua mengulas materi utama webinar ini, yaitu seluk-beluk penerjemahan naskah panduan penggunaan alat-alat medis. Seperti biasa, penjelasan di sini menggarisbawahi kenyataan bahwa penerjemah yang hendak memasuki bidang ini tidak hanya memerlukan pemahaman tentang istilah-istilah di bidang kesehatan, kedokteran, dan sedikit-banyak teknik serta elektronika, tetapi juga harus siap menyesuaikan produk terjemahan dengan spesifikasi dan kebutuhan pihak klien, terutama jika pengguna akhir mungkin akan merasa tidak nyaman atau dibingungkan dengan pemilihan padanan istilah yang terlalu baku dan kaku.

Temu Virtual 4: Di Balik Layar — Liku-Liku Perjuangan Membangun Karier Penerjemah dan Juru Bahasa

Sesuai dengan sifat acara Temu Virtual yang lebih “longgar” dan tidak formal dibandingkan dengan webinar, topik TV 4 ini lebih cenderung diarahkan untuk memicu diskusi daripada mengajarkan/menyajikan materi satu arah. Panitiapun sengaja memilih dua orang narasumber dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda jauh sepanjang jalan meniti karier masing-masing. Hasilnya ternyata sesuai harapan, karena bahasan yang muncul pada acara temu virtual ini cukup berhasil menyajikan luasnya ragam pengalaman para tenaga profesional di bidang penerjemahan dan penjurubahasaan. Sebagai contoh, salah satu narasumber menjelaskan bahwa profesi penerjemah dan juru bahasa tidak hanya dapat ditekuni oleh orang-orang yang memandang penerjemahan atau penjurubahasaan sebagai panggilan hidup; tidak ada salahnya menggunakan profesi ini untuk mengepulkan asap dapur sembari menekuni kegiatan atau pekerjaan lain yang lebih menarik/menyenangkan tetapi tidak cocok untuk dijadikan sumber pendapatan utama.

%d bloggers like this: