HPI Komda Jabar https://jabar.hpi.or.id Himpunan Penerjemah Indonesia Komisariat Daerah Jawa Barat Thu, 07 Apr 2022 23:14:06 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.0.2 https://i0.wp.com/jabar.hpi.or.id/wp-content/uploads/2020/07/cropped-logo-hpi-komda-jabar-resmi-juni-2020-1.jpg?fit=32%2C32&ssl=1 HPI Komda Jabar https://jabar.hpi.or.id 32 32 152645980 Laporan Pandangan Mata Kegiatan Temu Virtual 7 Komda Jabar: Kode Etik Profesi Penerjemah https://jabar.hpi.or.id/laporan-pandangan-mata-kegiatan-temu-virtual-7-komda-jabar-kode-etik-profesi-penerjemah/ Thu, 07 Apr 2022 23:06:59 +0000 https://jabar.hpi.or.id/?p=1895 Continue reading "Laporan Pandangan Mata Kegiatan Temu Virtual 7 Komda Jabar: Kode Etik Profesi Penerjemah"

]]>

Topik yang diambil pada Temu Virtual ke-7 HPI Komisi Daerah Jabar kali ini terbilang lebih “berat” dan serius dibanding acara-acara temu virtual sebelumnya, yaitu kode etik profesi penerjemah dan juru bahasa. Untuk mengimbangi keseriusan topik ini, panitia acara memilih dua orang narasumber yang memang telah lama akrab dengan perkembangan kode etik HPI seiring zaman, yaitu Bapak Hendarto Setiadi (Ketua Dewan Penasihat dan Kepatuhan HPI serta mantan Ketua Umum HPI periode 2007-2010) dan Bapak Indra Listyo (Ketua Umum HPI periode 2019-2024) dengan harapan agar kedua narasumber ini bisa menyajikan topik tersebut secara cair dan tidak membosankan.

Acara ini dibuka pukul 10.00 pagi pada hari Sabtu. 26 Maret 2022. Seperti biasanya, acara dimulai dengan sambutan dari Bapak Eki Qushay Akhwan (Ketua Komda Jabar 2019-2022) tentang latar belakang pemilihan topik Temu Virtual Ini, dilanjutkan dengan pembacaan tata tertib acara dan perkenalan narasumber oleh moderator Irfan Ferlanda (anggota staf Divisi Informasi dan Teknologi Komda Jabar).

Pak Hendarto membuka pemaparan materi utama dengan penjelasan singkat tentang asal-muasal kode etik HPI dan perkembangannya dari waktu ke waktu. Walaupun HPI didirikan pada tahun 1974, ternyata kode etik baru benar-benar ditetapkan pada tahun 2000 sebagai bagian dari upaya Bapak Benny Hoed (ketua umum HPI saat itu) membangunkan kembali organisasi dari keadaan mati suri. Keberadaan kode etik dipandang penting untuk mewujudkan salah satu tujuan baru HPI saat itu, yaitu mengangkat citra organisasi HPI pada khususnya dan profesi penerjemahan/penjurubahasaan pada umumnya. Kode etik HPI pada awalnya sangat pendek (hanya 1 lembar) dan mengacu pada kode etik American Translators Association. Seiring perjalanan waktu, kode etik ini mengalami revisi dan pengembangan lebih lanjut pada setiap Kongres HPI, termasuk pada Kongres terbaru tahun 2019 yang menambahkan kode perilaku penerjemah ke dokumen kode etik HPI saat ini.

Pak Indra Listyo melanjutkan pembahasan dengan ulasan tentang hubungan kode etik dengan visi/misi dan AD/ART HPI. Masalah ini tidak dibahas panjang-lebar karena sebagian besar paparan yang diberikan Pak Indra justru mengulas sejumlah contoh kasus pelanggaran kode etik secara lebih spesifik. Sesuai perkiraan, contoh-contoh kasus ini berhasil mengundang diskusi yang cukup hangat, terutama tentang kasus-kasus pelanggaran kode etik yang menyebabkan konflik klien-penerjemah ataupun antarpenerjemah. Bahasan yang muncul dalam diskusi tak ayal turut melebar ke beberapa isu terkait, misalnya kemungkinan perubahan isi dan penegakan kode etik jika HPI bermaksud memperluas keanggotaan (yang selama ini hanya terbuka bagi penerjemah dan juru bahasa individu) dengan menerima anggota yang berupa lembaga atau badan hukum. Satu lagi isu yang cukup mengundang perhatian adalah risiko moral yang muncul dari peraturan usangan tentang status penerjemah tersumpah (misalnya penggunaan cap/stempel oleh pihak yang tidak berhak akibat tiadanya mekanisme untuk mengakhiri berlakunya status penerjemah tersumpah yang telah meninggal dunia atau pensiun secara permanen) beserta potensi peran HPI dalam memberi masukan supaya peraturan baru yang sedang dikembangkan dapat mencegah masalah-masalah semacam itu.

Diskusi dalam Temu Virtual kali ini bisa dibilang sangat berhasil menarik perhatian peserta kepada berbagai isu yang terkait dengan kode etik organisasi HPI. Dengan banyaknya anggota yang tersadarkan bahwa masalah kode etik bukanlah topik yang membosankan, muncul pula wacana supaya pembahasan tentang kode etik HPI tidak hanya terbatas pada rapat singkat (hanya beberapa jam) pada acara Kongres yang hanya diadakan beberapa tahun sekali. Salah satu usulan yang mendapat cukup banyak dukungan adalah pembentukan tim kecil atau komisi jangka panjang untuk membahas berbagai pertanyaan dan usulan perubahan kode etik yang diajukan oleh para anggota HPI.

Pembicaraan pun tak lantas berhenti setelah materi selesai disajikan. Setelah acara ditutup secara resmi sesuai jadwal pada pukul 12.00, kedua narasumber dan sejumlah peserta tidak langsung meninggalkan acara; sebaliknya, obrolan dilanjutkan dalam bentuk silaturahmi dan diskusi bebas. Satu dari sekian banyak hal yang dibicarakan pada segmen ini adalah wacana pendirian Komda di beberapa daerah yang belum memiliki Komda sendiri. Menariknya, topik ini justru kembali membawa diskusi ke arah yang berhubungan dengan kode etik, terutama sikap sebagian kalangan penerjemah yang nampaknya keberatan dengan upaya HPI (bersama dengan beberapa mitra lembaga dan organisasi lainnya) untuk menegakkan standar profesionalitas yang lebih tinggi bagi profesi penerjemah dan juru bahasa.

]]>
1895
Selamat Natal dan Tahun Baru 2022 dari Pengurus HPI Komda Jabar https://jabar.hpi.or.id/selamat-natal-dan-tahun-baru-2022-dari-pengurus-hpi-komda-jabar/ Sat, 25 Dec 2021 02:00:04 +0000 https://jabar.hpi.or.id/?p=1861

Pengurus HPI Komda Jabar mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru untuk semua Sahabat HPI yang merayakannya.

Semoga cahaya terang Natal menyinari hidup Anda bersama keluarga dan membawa kegembiraan serta kedamaian untuk menyongsong Tahun Baru yang lebih gemilang.

]]>
1861
Laporan Pandangan Mata: Webinar Kompetensi Berbahasa Indonesia untuk Penerjemah dan Seluk-Beluk UKBI https://jabar.hpi.or.id/laporan-webinar-ketujuh/ Wed, 10 Nov 2021 05:13:15 +0000 https://jabar.hpi.or.id/?p=1842 Continue reading "Laporan Pandangan Mata: Webinar Kompetensi Berbahasa Indonesia untuk Penerjemah dan Seluk-Beluk UKBI"

]]>
Mungkin gambar satu orang atau lebih dan teks yang menyatakan 'NOONESA Webinar HPI Komda Jawa Barat Kompetensi Berbahasa Indonesia untuk Penerjemah dan Seluk-Beluk UKBI Pembicara: Ivan Lanin Direktur Utama Narabahasa Pembicara: Dindin Samsudin, S.S. KKLP UKBI Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat Moderator: Kang Joe Anggota Penuh PI, Juru Bahasa Pasang Bahasa ndonesia Jepang Inggris) Sabtu, 30 Oktober 2021 10.00-12.00 WIB zoom Webinar via Zoom 80 peserta Rp50.000 (Anggota HPI & Mahasiswa Diploma/s1) Rp75.000 (Umum) Diskon 50% bagi Anggota HPI yang sudah membayar iuran sampai tahun 2021 II ......... Tautan pendaftaran: bit.ly/PendaftaranWebinar7Jabar Kontak jabar@hpi.or.id'

Himpunan Penerjemah Indonesia Komisariat Daerah Jawa Barat kembali lagi untuk menyelenggarakan webinarnya yang ketujuh. Webinar kali ini bertajuk Kompetensi Berbahasa Indonesia untuk Penerjemah dan Seluk-Beluk UKBI yang dilaksanakan pada Sabtu, 30 Oktober 2021, pukul 10.00-12.00. Suasana pandemik COVID-19 yang belum sepenuhnya membaik menjadikan webinar ini masih diadakan secara daring melalui Zoom dan dihadiri oleh 128 peserta dari kalangan anggota HPI, baik penuh maupun muda. Selain itu, beberapa peserta juga merupakan nonanggota HPI. Webinar yang dipandu oleh Kang Joe ini menghadirkan pembicara mumpuni yang tidak asing lagi, yaitu Pak Dindin Samsudin, S.S. dari KKLP UKBI Balai Bahasa Jawa Barat berduet dengan Uda Ivan Lanin, direktur utama Narabahasa.

Kegiatan ini dibuka mulai pukul 9.30, dihadiri 10 peserta yang hadir di Zoom, dengan diiringi merdunya musik Sunda. Kang Joe dengan ciri khasnya selaku moderator bertegur sapa dengan peserta yang sudah hadir termasuk di antaranya dengan Pak Dindin, yang kemudian menceritakan pengalamannya saat bertugas di Nanggroe Aceh Darussalam.

Acara dimulai pukul 10.00 dengan 90 peserta yang sudah hadir saat itu. Pak Eki Qushay Akhwan, Ketua HPI Komda Jabar menyampaikan bahwa bahasa Indonesia diangkat sebagai tema webinar kali ini karena Oktober adalah Bulan Bahasa, bulan yang lebih dikenal dengan Sumpah Pemudanya. Webinar ini juga diharapkan dapat menjadi perwujudan poin ketiga Sumpah Pemuda yaitu menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Setelah menyambut peserta yang hadir dan berterima kasih kepada pengurus HPI Komda Jabar dan narasumber, acara dibuka dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim.

Setelah acara dibuka, Pak Dindin sebagai pembicara pertama menyajikan bahasan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka. Menurut beliau, UKBI Adaptif Merdeka ini seperti TOEFL untuk bahasa Indonesia. UKBI Adaptif Merdeka ini menguji kemahiran berbahasa lisan dan tulis penutur jati/asing bahasa Indonesia. Sertifikat UKBI dapat digunakan untuk seleksi penerimaan mahasiswa/ASN, sertifikat pendamping ijazah, penetapan karyawan/pegawai, lomba kebahasaan & sastra, beasiswa, syarat akademik.

Materi yang Disampaikan Pak Dindin Samsudin, S.S.

Lebih jauh, Pak Dindin menjelaskan bahwa UKBI Adaptif Merdeka ini menggunakan kecerdasan buatan sehingga lebih andal, efisien, dan efektif daripada UKBI biasa. Algoritma komputer akan memberikan soal dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi jika peserta bisa menjawab soal dengan benar. Ada lima seksi dalam UKBI, yaitu mendengarkan, merespons kaidah, membaca, menulis, dan berbicara. Namun, paket 1 UKBI hanya menawarkan tiga seksi pertama yang telah disebutkan. Seksi menulis hanya ada di paket 2 dan 3, sedangkan seksi berbicara hanya ada di paket 3.

UKBI ini dilaksanakan secara daring setiap hari Senin-Kamis pukul 8.00, 10.00, 13.00, 16.00, dan 19.00. Biaya pendaftaran UKBI ini adalah gratis untuk pelajar, Rp135.000,00 untuk mahasiswa, Rp300.000,00 untuk umum, dan Rp1.000.000,00 untuk warga negara asing. Calon peserta dapat mendaftar di ukbi.kemdikbud.go.id paling lambat dua hari kerja sebelum tanggal uji. Setelah melaksanakan UKBI, peserta akan diberi informasi mengenai waktu pengambilan sertifikatnya. Di sertifikat tersebut, akan tertulis nilai dan peringkat kemahiran UKBI, yang terdiri dari terbatas, marginal, semenjana, madya, unggul, sangat unggul, dan istimewa.

Pada pukul 10.50, sesi tanya jawab dimulai. Antusiasme tinggi para peserta sangat terasa dari banyaknya pertanyaan yang masuk. Pertanyaan-pertanyaan mengenai UKBI dari Pak Ferry Toar, Pak David Sinaga, Bu Clara Canceriana, Bu Alzena Nabiilah, dan Bu Ira Sawitri dijawab oleh Pak Dindin. Sesi tanya jawab ini disambung dengan kuis berhadiah bingkisan dari HPI untuk memilih dua orang yang berhasil menjawab dengan cepat dan tepat.

Materi yang Disampaikan Uda Ivan Lanin

Pembahasan yang kedua, yang tidak kalah menarik dan bermanfaat, disampaikan oleh Uda Ivan Lanin yang memulai pembahasan tentang Keterampilan Bahasa untuk Penerjemah pada pukul 11.15. Menurutnya, ada enam laras bahasa, yaitu sastra, kreatif, jurnalistik, bisnis, ilmiah, hukum. Penerjemah juga perlu mengetahui laras bahasa yang harus digunakan ketika bekerja. Keenam laras bahasa ini dapat dipahami melalui lima tataran bahasa, yaitu wacana, paragraf, kalimat, kata, ejaan. Melalui tataran bahasa ini, penerjemah dapat menuangkan pikiran dengan lengkap dalam wacana, membagi tulisan menjadi unsur yang utuh dalam paragraf, merangkai kalimat yang efektif, memilih kata yang tepat dan efektif, dan merapikan tulisan huruf, kata, serta tanda baca.

Uda Ivan juga menjelaskan lebih jauh tentang pemadanan istilah yang dilakukan dengan menggunakan tiga cara, yaitu penyerapan, penerjemahan, dan gabungan. Penyerapan terdiri dari penyerapan langsung, lafal, ejaan, dan gabungan. Penerjemahan terdiri dari penerjemahan langsung dan perekaan. Pemadanan gabungan terdiri dari gabungan terikat dan bebas. Pembahasan ini dilanjutkan dengan pembahasan huruf, kata, dan ejaan dalam huruf. Perbedaan penulisan tanda baca dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris Britania, dan bahasa Inggris Amerika juga dijelaskan di sini.

Pembahasan materi ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Lagi-lagi, peserta sangat antusias hingga tidak semua pertanyaan dapat dijawab karena terbatasnya waktu. Pertanyaan-pertanyaan dari Pak Alexander Fredy, Pak Imam Yowidianto, dan Pak Masni Fanshuri berhasil terpilih dan dijawab oleh Uda Ivan. Setelah sesi tanya jawab, Uda Ivan mengajukan dua pertanyaan sebagai kuis dan dua orang yang berhasil menjawab dengan cepat dan tepat langsung dipilih oleh Uda Ivan. Setelah sesi tanya jawab dan kuis, Uda Ivan menutup webinar ini dengan slogan “Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing”.

Webinar ini berlangsung selama dua jam hingga pukul 12.00, dan berakhir, ditutup   dengan pembacaan puisi “Bahasa Pemantik Persatuan Bangsa” oleh Kang Joe.

Penulis: Muhammad Irfan Ferlanda

]]>
1842
Laporan Kegiatan “Webinar 6 Komda Jabar: Penerjemahan Dokumen Kenotariatan Bagian II” https://jabar.hpi.or.id/laporan-kegiatan-webinar-6-komda-jabar-penerjemahan-dokumen-kenotariatan-bagian-ii/ Tue, 22 Jun 2021 18:15:52 +0000 https://jabar.hpi.or.id/?p=1794 Continue reading "Laporan Kegiatan “Webinar 6 Komda Jabar: Penerjemahan Dokumen Kenotariatan Bagian II”"

]]>
Pada perempat pertama tahun 2020, tak lama sebelum masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dimulai, HPI Komda Jabar mengadakan acara tatap muka berupa pelatihan penerjemahan dokumen kenotariatan. Animo peserta pada acara ini sangat tinggi, sampai ada sejumlah peserta yang datang dari luar daerah (misalnya Solo dan Gorontalo) untuk mengambil manfaat dari pelatihan tersebut. Oleh karena itu, pengurus Komda Jabar sudah lama mewacanakan lanjutan dari pelatihan ini, tetapi rencana ini berkali-kali terhalang oleh pandemi yang tak kunjung usai. Di sisi lain, Komda Jabar juga sudah berhasil mengadakan sejumlah acara daring sepanjang tahun 2020 dan awal tahun 2021, baik yang berupa webinar formal maupun Temu Virtual yang agak lebih santai. Akhirnya pengurus Komda Jabarpun mulai terpikir untuk mengadakan pelatihan lanjutan yang telah lama diwacanakan tersebut secara daring pula.

Untungnya, para narasumber pelatihan pertama setuju dengan gagasan tersebut. Topik pelatihan dokumen kenotariatan bagian II lantas ditetapkan sebagai tajuk resmi webinar ke-6 HPI Komda Jabar pada rangkaian acara daring 2020-2021.

Dengan pengalaman menyelenggarakan lima webinar sebelumnya, persiapan dan pelaksanaan acara ini tidak menimbulkan kesulitan berarti bagi panitia acara. Kali ini kami meminta bantuan Kang Joe untuk menjadi moderator dengan pertimbangan kemampuan beliau untuk mencairkan suasana dalam pertemuan daring.

Setelah perkenalan dan sambutan-sambutan di awal, acara berlanjut dengan penjelasan dari Ibu Ira Sawitri yang kental dengan pengalaman beliau sebagai praktisi. Di sinilah kekuatan HPI sebagai organisasi profesi sungguh nampak karena pemahaman yang dibawakan para anggota senior tidak hanya berdasar pada teori kebahasaan atau penerjemahan dari ruang kuliah tetapi juga dilengkapi dengan asam-garam pengalaman bekerja di lapangan.

Cukup banyak hal yang dijelaskan Ibu Ira, mulai dari peran penerjemah dalam mendampingi klien dan notaris, kewajiban penerjemah untuk tidak memihak, berbagai rincian tentang cara “menerjemahkan” pengertian antara dua atau lebih sistem kenotariatan yang berbeda, hingga peluang bisnis bagi penerjemah yang muncul dari interaksi sistem kenotariatan di dalam dan di luar negeri. Seperti biasa, penjelasan ini dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab.

Pemateri berikutnya, yaitu Bapak Samuel Siahaan, memberikan penjelasan yang bersifat lebih umum tentang hal-hal yang perlu diperhatikan penerjemah di bidang hukum, tidak hanya pada segi perbedaan hukum tetapi juga perbedaan budaya, sistem pemerintahan, dan sistem peradilan/penegakan hukum di negara-negara terkait.

Pak Samuel membumbui paparan beliau dengan sejumlah anekdot yang menyegarkan tetapi juga sangat berguna. Pada umumnya, pesan yang disampaikan Pak Samuel adalah penerjemah hukum perlu menyelesaikan cukup banyak pekerjaan persiapan di awal untuk mempelajari berbagai perbedaan budaya dan hukum supaya dapat memberi klien pemahaman tentang dampak perbedaan-perbedaan ini terhadap produk hukum yang akan diterjemahkan. Misalnya, klien dari negara-negara dengan sistem hukum Anglo-Sakson alias common law terbiasa berasumsi bahwa perjanjian antara dua pihak dapat menafikan aturan pemerintah pada bidang-bidang tertentu, jadi penerjemah perlu menjelaskan bahwa sistem hukum Indonesia mengacu dengan lebih ketat kepada hukum tertulis dan isi perjanjian tersebut bisa jadi batal demi hukum karena bertentangan dengan peraturan yang berlaku. Tetapi sebaliknya juga, penerjemah di bidang hukum (termasuk kenotariatan) wajib mempertimbangkan segala daya dan upaya yang telah dicurahkan dalam kerja persiapan ini sewaktu memperhitungkan tarif yang akan ditagihkan kepada pelanggan.

Secara umum, seminar daring ini dapat dikatakan telah mengulang kesuksesan seminar tatap muka pada tahun 2020 yang lalu. Tetapi ini bukan berarti jajaran pengurus HPI Komda Jabar dapat berpuas diri, dan tak perlu diragukan lagi bahwa kami sudah mulai bergerak merencanakan acara-acara berikutnya.

Penulis: Pradana P.M. (staf Infotek Komda Jabar)

]]>
1794
Laporan Kegiatan HPI Komda Jabar akhir 2020 – awal 2021: Temu Virtual 3 & 4 serta Webinar Penerjemahan Manual Alat Medis https://jabar.hpi.or.id/laporan-kegiatan-hpi-komda-jabar-akhir-2020-awal-2021-temu-virtual-3-4-serta-webinar-penerjemahan-manual-alat-medis/ Thu, 13 May 2021 20:36:19 +0000 https://jabar.hpi.or.id/?p=1779 Continue reading "Laporan Kegiatan HPI Komda Jabar akhir 2020 – awal 2021: Temu Virtual 3 & 4 serta Webinar Penerjemahan Manual Alat Medis"

]]>
Sembari menunggu bergulirnya program vaksinasi yang diharap akan mengakhiri pandemi COVID-19 belakangan ini, pengurus HPI Komda Jabar tentu saja tak hanya diam berpangku tangan. Sebaliknya, kami terus bergerak meneruskan kesuksesan rangkaian acara daring sepanjang tahun 2020 sebagai wahana silaturahmi maupun pengembangan profesi.

Temu Virtual 3: Serba-Serbi Pemasaran Jasa Penerjemahan Kepada Agensi dan Klien

Walaupun Temu Virtual 2 sebelumnya telah membahas topik pemasaran jasa penerjemahan dan penjurubahasaan pula, topik ini begitu besar hingga tak akan habis dibahas dalam satu pertemuan saja, dan tentunya masih banyak narasumber yang masih dapat membawakan perspektif unik yang menghibur sekaligus bermanfaat. Oleh karena itu Temu Virtual ke-3 Komda Jabar ini kembali mengangkat topik pemasaran dari sudut pandang Dewantoro Ratri, seorang penerjemah dan juru bahasa kawakan dari Sidoarjo yang juga berpengalaman mengelola agensi penerjemahan. Mas Dewa menceritakan pengalamannya tersebut dengan gaya yang kocak dan memicu diskusi yang cukup ramai di antara para peserta.

Webinar 5 : Penerjemahan Manual Alat Medis

Alat-alat medis di Indonesia masih didominasi barang impor dari luar negeri. Tentu saja buku/selebaran panduan penggunaan alat-alat medis tersebut ditulis dalam bahasa asing pula, sehingga penerjemahan materi panduan ini memegang peranan penting dalam transfer ilmu dan teknologi kesehatan ke dalam negeri — terlebih lagi dengan munculnya pandemi COVID-19 yang semakin meningkatkan kebutuhan akan berbagai alat medis beserta bahan panduan terkait. Oleh karena itu, penerjemahan manual alat medis menjadi topik yang tepat untuk diangkat dalam webinar ke-5 Komda Jabar, terutama bagi para penerjemah yang ingin mampu memanfaatkan peluang di bidang ini sebagai ganti menurunnya permintaan jasa penerjemahan di sejumlah bidang lainnya pada masa pandemi.

Sebenarnya webinar ini terbagi menjadi dua sesi, dengan sesi pertama yang membahas masalah kesehatan dan kebugaran bagi kalangan penerjemah yang cenderung menghabiskan sebagian besar waktu di dalam ruangan, apalagi di tengah keadaan yang membatasi berbagai kegiatan olahraga di luar ruangan. Topik ini sudah sempat dibahas pada acara Temu Virtual 1 tahun lalu tetapi kali ini panitia mengambil kesempatan untuk mengangkatnya kembali secara lebih rapi dan sistematis. Mulai dari pola makan, berbagai bentuk olahraga atau latihan kebugaran yang dapat dilakukan tanpa keluar rumah, hingga kebiasaan kerja yang lebih sadar kesehatan (misalnya mengistirahatkan mata, menggunakan meja kerja pada posisi berdiri, atau sesekali meninggalkan kursi/tempat duduk untuk bergerak dan melemaskan tungkai), semuanya dibahas oleh kedua narasumber dengan singkat tetapi jelas. Tetapi ada sejumlah peserta yang nampaknya heran atau kaget dengan materi sesi pertama ini, mungkin karena panitia kurang jelas menjabarkan jadwal dan struktur acara pada materi promosi webinar. Pengalaman ini menjadi masukan yang berharga bagi pengurus Komda sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan materi promosi acara-acara berikutnya.

Kemudian sesi kedua mengulas materi utama webinar ini, yaitu seluk-beluk penerjemahan naskah panduan penggunaan alat-alat medis. Seperti biasa, penjelasan di sini menggarisbawahi kenyataan bahwa penerjemah yang hendak memasuki bidang ini tidak hanya memerlukan pemahaman tentang istilah-istilah di bidang kesehatan, kedokteran, dan sedikit-banyak teknik serta elektronika, tetapi juga harus siap menyesuaikan produk terjemahan dengan spesifikasi dan kebutuhan pihak klien, terutama jika pengguna akhir mungkin akan merasa tidak nyaman atau dibingungkan dengan pemilihan padanan istilah yang terlalu baku dan kaku.

Temu Virtual 4: Di Balik Layar — Liku-Liku Perjuangan Membangun Karier Penerjemah dan Juru Bahasa

Sesuai dengan sifat acara Temu Virtual yang lebih “longgar” dan tidak formal dibandingkan dengan webinar, topik TV 4 ini lebih cenderung diarahkan untuk memicu diskusi daripada mengajarkan/menyajikan materi satu arah. Panitiapun sengaja memilih dua orang narasumber dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda jauh sepanjang jalan meniti karier masing-masing. Hasilnya ternyata sesuai harapan, karena bahasan yang muncul pada acara temu virtual ini cukup berhasil menyajikan luasnya ragam pengalaman para tenaga profesional di bidang penerjemahan dan penjurubahasaan. Sebagai contoh, salah satu narasumber menjelaskan bahwa profesi penerjemah dan juru bahasa tidak hanya dapat ditekuni oleh orang-orang yang memandang penerjemahan atau penjurubahasaan sebagai panggilan hidup; tidak ada salahnya menggunakan profesi ini untuk mengepulkan asap dapur sembari menekuni kegiatan atau pekerjaan lain yang lebih menarik/menyenangkan tetapi tidak cocok untuk dijadikan sumber pendapatan utama.

]]>
1779
Laporan Kegiatan “Temu Virtual 2 HPI Komda Jabar: Pemasaran Jasa dan Komunikasi dengan Klien/Agensi” https://jabar.hpi.or.id/laporan-kegiatan-temu-virtual-2-hpi-komda-jabar-pemasasaran-jasa-dan-komunikasi-dengan-klien-agensi/ Fri, 20 Nov 2020 19:17:37 +0000 https://jabar.hpi.or.id/?p=1718 Continue reading "Laporan Kegiatan “Temu Virtual 2 HPI Komda Jabar: Pemasaran Jasa dan Komunikasi dengan Klien/Agensi”"

]]>
HPI terus didatangi generasi-generasi muda yang ingin meniti karir di dunia penerjemahan. Topik pemasaran dan komunikasi dengan klien tak luput dari pertanyaan yang dilontarkan peserta-peserta webinar dan temu virtual HPI untuk memulai kariernya.

Temu Virtual 2 HPI Komda Jabar: Pemasaran Jasa dan Komunikasi dengan Klien/Agensi dilaksanakan untuk memenuhi permintaan anggota HPI. Kegiatan tersebut merupakan acara eksklusif anggota HPI, terutama anggota HPI Komda Jabar.

Temu virtual perdana HPI Komda Jabar dilaksanakan pada Sabtu, 7 November 2020 pukul 10.00 dan dihadiri oleh puluhan anggota HPI Komda Jabar. Acara dibuka oleh Ilham Santoso dan Hatfina Sakinah selaku moderator, kemudian sambutan diberikan oleh Pak Eki Qushay selaku Ketua HPI Komda Jabar, dan materi disampaikan oleh Pak Adhi, Kang Joe, Mbak Andina, Pak Fajar, dan Bu Eva selaku narasumber.

Para narasumber menceritakan perjalanannya menuju dunia penerjemahan. Narasumber pertama adalah Pak Adhi selaku penerjemah Inggris-Indonesia. Beliau bercerita mengenai perjuangan yang dimulai dari paruh waktu ketika masih berstatus mahasiswa. Perjuangan tersebut dilanjutkan dengan purnawaktu yang terus berkembang. Beliau berbagi mengenai pemasaran yang dapat dilakukan dengan menjadi pengurus dan anggota organisasi penerjemah. Tidak ada maksud untuk melakukan pemasaran secara langsung, tetapi jejaring tersebut ikut berperan dalam membangun kariernya.

Kemudian Kang Joe, seorang juru bahasa Jepang-Indonesia, menitikberatkan kualitas bagi penerjemah untuk meniti karier. Kualitas yang dimaksud itu adalah aman, nyaman, dan bermanfaat. Tiga hal tersebut berkaitan dengan barang/jasa yang ditawarkan penerjemah kepada klien atau calon pembeli.

Selanjutnya Mbak Andina, selaku penerjemah Prancis-Indonesia, menceritakan perjalanan lintas kota hingga lintas negeri dalam dunia penerjemahan. “Tak ada yang sia-sia”, ucap Mbak Andina. Mbak Andina memberanikan diri dalam melakukan banyak hal yang dinilai berisiko hingga berhasil berpindah dari “mencari klien” ke “dicari klien”.

Kemudian Pak Fajar, seorang juru bahasa Inggris-Indonesia, bercerita bahwa “karier penerjemahan” memiliki arti luas. Beliau memulai dengan membantu teman-teman yang membutuhkan bantuan dalam penerjemahan. Beliau menyatakan bahwa penerjemah perlu dikenal, seperti yang disampaikan oleh narasumber lainnya. Oleh sebab itu, penting bagi penerjemah untuk memperluas jejaring, seperti bergabung dengan forum dan milis professional. Pak Fajar juga mengingatkan pentingnya menahan emosi kepada klien/agensi selama menjadi penerjemah.

Narasumber terakhir adalah Bu Eva selaku penerjemah Jerman-Indonesia. Beliau menanamkan pentingnya citra bagi penerjemah. Penerjemah perlu menahan emosi, positive thinking terhadapat klien, dan selalu menjaga kualitas pekerjaan. Beliau berkata bahwa pemasaran tidak hanya dapat dilakukan melalui hard-selling, tetapi juga bisa melalui soft-selling. Kemudian buah yang didapat saat ini bukanlah hasil dari soft-selling beberapa bulan yang lalu, tetapi dari bertahun-tahun lamanya. Penerjemah perlu membangun jejaring untuk menunjang kariernya.

Setelah semua narasumber selesai berbagi pengalaman, sesi tanya-jawab dibuka. Peserta membanjiri sesi tanya-jawab dengan pertanyaan yang tak bisa dibahas tuntas dalam satu pertemuan ini.

Sesi foto bersama di Temu Virtual 2 HPI Komda Jabar, 7 November 2020

Kegiatan temu virtual berjalan dengan lancar dan diakhiri oleh moderator sekitar pukul 13.00 dengan sesi foto bersama dan penutupan oleh Pak Eki Qushay. Kegiatan temu virtual mendapat banyak respon positif dari peserta yang hadir.

]]>
1718
Laporan Kegiatan “Webinar 4 HPI Komda Jabar: English Grammar for Translators Part 2” https://jabar.hpi.or.id/laporan-kegiatan-webinar-4-hpi-komda-jabar-english-grammar-for-translators-part-2/ Wed, 21 Oct 2020 09:16:54 +0000 https://jabar.hpi.or.id/?p=1696 Continue reading "Laporan Kegiatan “Webinar 4 HPI Komda Jabar: English Grammar for Translators Part 2”"

]]>
“Saya sangat menantikan pertemuan berikutnya

“Ditunggu sesi berikutnya

“Rasanya perlu diadakan sesi kedua untuk topik ini

Peserta Webinar 1 HPI Komda Jabar: English Grammar for Translators

Pentingnya tata bahasa bagi penerjemah menyulut semangat peserta untuk kembali berpartisipasi dalam webinar HPI Komda Jabar dengan topik English Grammar for Translators jilid dua. Begitu luas bahasan mengenai tata bahasa sehingga Webinar 4 HPI Komda Jabar tersebut diadakan sebagai sekuel dari Webinar 1 HPI Komda Jabar: English Grammar for Translators.

Bapak Ricky Zulkifli pada Webinar 4 HPI Jabar, 10 Oktober 2020.

Pak Ricky kembali hadir sebagai narasumber pada webinar HPI Komda Jabar dengan topik yang sama—fokus bahasan yang berbeda. Webinar kali ini dilaksanakan pada Sabtu, 10 Oktober 2020 pukul 10.00 dan dihadiri lebih dari seratus peserta. Webinar dibuka oleh Hatfina Sakinah selaku moderator, dilanjutkan dengan penyambutan oleh Pak Eki Qushay selaku Ketua HPI Komda Jabar, dan kemudian penyampaian materi dilakukan.

Penyampaian materi dari Bapak Ricky Zulkifli
pada Webinar 4 HPI Jabar, 10 Oktober 2020.

Pak Ricky menyampaikan materi mengenai tenses yang paling sering digunakan pada academic writing, moods pada bahasa Inggris, dan klausa adjektiva pada tatanan bahasa Inggris. Beliau menjelaskan aturan penggunaan masing-masing bahasan yang disertai aplikasi pada kalimat beserta interpretasinya. Pembahasan tersebut difokuskan pada penerjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris.

Pak Ricky membawakan acara dengan gayanya yang santai dan memberi contoh-contoh kalimat yang diselingi dengan gurauan. Peserta pun dapat menikmati kegiatan dengan suasana akrab tanpa rasa kaku.

Sesi foto bersama di akhir acara Webinar 4 HPI Jabar, 10 Oktober 2020.

Penyampaian materi dibagi menjadi dua sesi dan diselingi dengan foto bersama di antaranya. Sesi tanya-jawab pun dilakukan di akhir setiap sesi sehingga materi masih ‘hangat’ untuk peserta.

Peserta mengajukan berbagai pertanyaan mengenai penggunaan tata bahasa ketika berjumpa dengan dilema dalam menerjemahkan sebuah teks. Pak Ricky pun memberi jawaban dengan menyertakan berbagai contoh yang disertai interpretasi sehingga peserta bisa lebih mudah memahaminya. Sesekali Pak Ricky pun menjawab pertanyaan dengan memberi gambaran sudut pandang klien dan pembaca dalam menyajikan penerjamahan.

Kegiatan webinar berjalan dengan lancar dan diakhiri oleh moderator sekitar pukul 12.20. Kegiatan webinar mendapat banyak respon positif dari peserta. Para peserta menanti webinar berikutnya dari HPI Komda Jabar dengan antusias dan memberi berbagai masukan topik untuk acara mendatang.

]]>
1696
Hari Penerjemahan Internasional 2020 https://jabar.hpi.or.id/hari-penerjemahan-internasional-2020/ Wed, 30 Sep 2020 14:21:15 +0000 https://jabar.hpi.or.id/?p=1677 Continue reading "Hari Penerjemahan Internasional 2020"

]]>
#international_translation_day_2020

“Without translation, we would be living in provinces bordering on silence.”

— George Steiner

Hari Penerjemahan Internasional jatuh pada tanggal 30 September di tahun 2020. Penerjemahan telah membuka gerbang pembatas antarnegara melalui tulisan. Tulisan-tulisan ini telah ditransformasi agar memiliki kewajaran dan keberterimaan dalam bahasa dan budaya yang dituju.

Penerjemah perlu terus meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa. Penerjemah dapat saling berbagi ilmu untuk meningkatkan kemampuan tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengikuti pelatihan-pelatihan penerjemahan yang kini banyak diadakan secara online. Salah satu kegiatan yang dapat diikuti penerjemah adalah webinar HPI Komda Jabar mendatang:

Webinar 4 HPI Komda Jabar

English Grammar for Translators Part 2

Bersama Pak Ricky Zulkifli

]]>
1677
Laporan Kegiatan “Ngobrol Santai HPI Komda Jabar: Bedah e-Book ‘Catatan Seorang Pekerja Teks Komersial’ dan Kiat Sehat bagi Penerjemah” https://jabar.hpi.or.id/laporan-kegiatan-ngobrol-santai-hpi-komda-jabar-bedah-e-book-catatan-seorang-pekerja-teks-komersial-dan-kiat-sehat-bagi-penerjemah/ Tue, 22 Sep 2020 06:32:31 +0000 https://jabar.hpi.or.id/?p=1668 Continue reading "Laporan Kegiatan “Ngobrol Santai HPI Komda Jabar: Bedah e-Book ‘Catatan Seorang Pekerja Teks Komersial’ dan Kiat Sehat bagi Penerjemah”"

]]>
Hari demi hari masih terus dijalani dengan pandemi yang melanda—bukankah sebuah buku dan kiat sehat dapat menjadi sahabat bagi penerjemah di tengah pandemi ini?

Terlebih lagi, kita tak lepas dari protokol yang menuntut untuk menjauhi kerumunan—bukankah temu virtual menjadi sarana yang sehat untuk bersosialisasi saat ini?

Temu virtual perdana dengan topik “Ngobrol Santai HPI Komda Jabar: Bedah e-Book ‘Catatan Seorang Pekerja Teks Komersial’ dan Kiat Sehat bagi Penerjemah” dilaksanakan sebagai bentuk silaturahmi anggota HPI yang diadakan oleh HPI Komda Jabar. Temu virtual kini diadakan untuk menggantikan kegiatan Kopi Darat (Kopdar) yang sebelumnya sering diselenggarakan oleh HPI Komda Jabar.

Temu virtual perdana HPI Komda Jabar dilaksanakan pada Sabtu, 19 September 2020 pukul 13.00 dan dihadiri oleh puluhan anggota HPI Komda Jabar dan tamu terundang. Acara dibuka oleh Ilham Santoso dan Hatfina Sakinah selaku moderator, kemudian sambutan diberikan oleh Pak Eki Qushay selaku Ketua HPI Komda Jabar, dilanjutkan dengan pengenalan pengurus HPI Komda Jabar, dan materi disampaikan oleh Bu Dina Begum dan Bu Maria Renata selaku narasumber.

Pemaparan materi dan diskusi sesi pertama dilakukan dengan menjelajahi kehidupan penerjemah dan penulis di Catatan Seorang Pekerja Teks Komersial yang baru diluncurkan oleh Bu Dina Begum dalam bentuk e-book berdasarkan blog miliknya. Beliau menceritakan pengalamannya yang dimulai dengan modal kemampuan berbahasa dan mencintai novel hingga dapat menjadi seorang penerjemah dan penulis. Tak hanya mengenai perjalanan Bu Dina sebelum menjadi penerjemah, peserta temu virtual juga penasaran mengenai kehidupannya setelah menjadi penerjemah dan penulis.

Sesi diskusi pun dipenuhi dengan tanya jawab antara Bu Dina, moderator, dan peserta mengenai pengalaman serta kiat sebagai penerjemah sekaligus penulis. Selain itu, diskusi meluas ke kendala serta kiat mencari dan menghadapi klien luar negeri. Tak lupa, peserta menanyakan cara Bu Dina menghadapi tugas terjemahan yang terlampau banyak dengan tenggat waktu yang singkat.

Sebelum dilanjutkan ke sesi berikutnya, moderator menyisipkan pengumuman prima kegiatan webinar mendatang dengan jumlah peserta yang dibatasi. Keistimewaan tersebut diberikan bagi anggota HPI yang hadir di temu virtual.

Materi dan diskusi sesi kedua berisi kiat sehat bagi penerjemah dari Bu Maria Renata. Bu Maria mengajak penerjemah, yang pekerjaannya mengharuskan duduk di depan komputer, untuk hidup lebih sehat meski di tengah pandemi. Beliau menceritakan kisah duka yang menjadi motivasi untuk memulai hidup sehat. Kalori dari makanan beliau perhitungkan dan beliau tanyakan pada diri sendiri, “Worth it, tidak?” jika dibandingkan dengan olahraga sebagai “bayaran” untuk menebus jumlah kalori dari makanan tersebut. Tidak heran beliau malah dapat mengurangi berat badan, di tengah pandemi yang justru seakan membuat orang lain kesulitan menjaga berat badan agar tidak naik.

Kata “konsisten” diucapkan berulang kali oleh Bu Maria untuk menekankan bahwa olahraga tidak harus berat, tidak harus lama—yang penting “konsisten”. Kesungguhan untuk tetap konsisten berhasil meningkatkan kemampuan dan membawa beliau ke pintu kemenangan beberapa lomba lari offline dan online. Dharma selaku tamu turut hadir untuk berbagi pengalaman mengenai keberhasilan mengurangi berat badan hingga puluhan kilogram selama pandemi sehingga merasa lebih fit dan produktif—sekali lagi, kuncinya adalah “konsisten”.

Sesi foto bersama di akhir acara Temu Virtual 1 HPI Komda Jabar, 19 September 2020

Kegiatan temu virtual berjalan dengan lancar dan diakhiri oleh moderator sekitar pukul 15.20 dengan sesi foto bersama serta pengingat kembali tentang webinar mendatang. Kegiatan temu virtual mendapat banyak respon positif dari peserta yang hadir.

]]>
1668
Laporan Kegiatan “Keterampilan Berbahasa Indonesia: Salah Satu Kunci Penerjemah Sukses” https://jabar.hpi.or.id/laporan-kegiatan-keterampilan-berbahasa-indonesia-salah-satu-kunci-penerjemah-sukses/ Mon, 07 Sep 2020 06:00:24 +0000 https://jabar.hpi.or.id/?p=1641 Continue reading "Laporan Kegiatan “Keterampilan Berbahasa Indonesia: Salah Satu Kunci Penerjemah Sukses”"

]]>
“Bunga melati harum semerbak
Merah lembayung kuntum seroja
Karena covid masih merebak
Yuk, kita webinar #diRumahAja,”


ucap Bu Sofia Mansoor, selaku pembicara bersama Pak Asep Rahmat Hidayat pada Webinar ‘Keterampilan Berbahasa Indonesia: Salah Satu Kunci Penerjemah Sukses’. Webinar HPI Komda Jabar, yang menjadi agenda rutin selama pandemi, kini menitikberatkan pentingnya keterampilan berbahasa Indonesia bagi penerjemah untuk mencapai kesuksesan.

Tingginya jumlah kegagalan penerjemah pada Tes Sertifikasi Nasional (TSN) akibat kurangnya keterampilan berbahasa Indonesia menjadi perhatian HPI Komda Jabar untuk mengajak penerjemah dan masyarakat umum agar dapat bersama mengasah kemampuan dengan sarana webinar. Webinar kali ini dilaksanakan pada Sabtu, 5 September 2020 pukul 10.00 dan dihadiri lebih dari seratus peserta umum dan tamu dari berbagai universitas di Indonesia. Webinar dibuka oleh Pak Ricky Zulkifli selaku moderator, dilanjutkan dengan penyambutan oleh Pak Eki Qushay selaku Ketua HPI Komda Jabar, dan materi disampaikan oleh Pak Asep Rahmat Hidayat serta Bu Sofia Mansoor selaku narasumber.

Pak Asep menyampaikan materi melalui sudut pandang ahli bahasa dari segi teori. Materi yang disampaikan merupakan aturan penggunaan huruf kapital, huruf miring, tanda baca pada bahasa Indonesia yang kerap menjadi kendala penerjemah. Pak Asep menjelaskan materi dengan rinci setiap aturan beserta contohnya sehingga lebih mudah dipahami peserta. Peserta antusias membanjiri kolom komentar dengan pertanyaan mengenai aturan ejaan untuk mengatasi kendala dan dilema penggunaan.

“Ukuran kelaziman itu bukan hanya untuk satu lembaga atau instasi. Kaidah berlaku untuk semua. Selama kata asing itu belum diserap maka harus ditulis miring, karena belum berlaku untuk umum,” jelas Pak Asep untuk menjawab pertanyaan dari Yathi Hasta, “Apabila kita menerjemahkan dokumen untuk tempat tertentu, misalnya di perusahaan A, jika ada kata asing yang sudah populer di suatu tempat, apakah perlu ditulis miring?”

Kemudian Bu Sofia menyampaikan materi melalui sudut pandang penerjemah dari segi praktisi. Materi yang dibahas adalah seputar kewajaran dan keberterimaan dalam terjemahan. Sebelum menyampaikan materinya, beliau memberikan gambaran dunia penerjemah dan kriteria penerjemah sukses. “Mendapat penghasilan dari penerjemahan; memiliki klien setia dari agensi, penerbit, perusahaan, dan perorangan; dan mendapat penghargaan dari klien atau penerbit,” jelas Bu Sofia untuk menggambarkan kriteria sukses.

Setelah itu beliau membahas berbagai frasa bahasa Inggris yang seringkali diterjemahkan dengan kaku dan menunjukkan alternatif terjemahan yang lebih luwes untuk dibaca. Bu Sofia menjelaskan bahwa kata where dan which tidak perlu diterjemahkan menjadi di mana tetapi bisa digantikan dengan kata tempat atau kata yang. Penerjemah juga dapat melakukan perombakan struktur kalimat pasif menjadi aktif. Kemudian makna jamak tidak harus diterjemahkan menjadi kata ulang, tetapi bisa digantikan dengan kata beberapa, berbagai, beraneka ragam, dan sebagainya. Peserta mendapat kesan bahwa bahasa dapat diterjemahkan tanpa terlihat seperti hasil terjemahan akibat kaku.

Sesi foto bersama di akhir acara Webinar 3 HPI Jabar, 5 September 2020

Kegiatan webinar berjalan dengan lancar dan diakhiri oleh moderator sekitar pukul 12.30 dengan sesi foto bersama serta pengumuman mengenai pembagian materi dan sertifikat partisipasi untuk peserta. Kegiatan webinar mendapat banyak respon positif dari peserta hingga para peserta menanti webinar berikutnya dari HPI Komda Jabar dan tertarik bergabung dengan HPI serta Bahtera.

]]>
1641