Laporan Kegiatan “Keterampilan Berbahasa Indonesia: Salah Satu Kunci Penerjemah Sukses”

“Bunga melati harum semerbak
Merah lembayung kuntum seroja
Karena covid masih merebak
Yuk, kita webinar #diRumahAja,”


ucap Bu Sofia Mansoor, selaku pembicara bersama Pak Asep Rahmat Hidayat pada Webinar ‘Keterampilan Berbahasa Indonesia: Salah Satu Kunci Penerjemah Sukses’. Webinar HPI Komda Jabar, yang menjadi agenda rutin selama pandemi, kini menitikberatkan pentingnya keterampilan berbahasa Indonesia bagi penerjemah untuk mencapai kesuksesan.

Tingginya jumlah kegagalan penerjemah pada Tes Sertifikasi Nasional (TSN) akibat kurangnya keterampilan berbahasa Indonesia menjadi perhatian HPI Komda Jabar untuk mengajak penerjemah dan masyarakat umum agar dapat bersama mengasah kemampuan dengan sarana webinar. Webinar kali ini dilaksanakan pada Sabtu, 5 September 2020 pukul 10.00 dan dihadiri lebih dari seratus peserta umum dan tamu dari berbagai universitas di Indonesia. Webinar dibuka oleh Pak Ricky Zulkifli selaku moderator, dilanjutkan dengan penyambutan oleh Pak Eki Qushay selaku Ketua HPI Komda Jabar, dan materi disampaikan oleh Pak Asep Rahmat Hidayat serta Bu Sofia Mansoor selaku narasumber.

Pak Asep menyampaikan materi melalui sudut pandang ahli bahasa dari segi teori. Materi yang disampaikan merupakan aturan penggunaan huruf kapital, huruf miring, tanda baca pada bahasa Indonesia yang kerap menjadi kendala penerjemah. Pak Asep menjelaskan materi dengan rinci setiap aturan beserta contohnya sehingga lebih mudah dipahami peserta. Peserta antusias membanjiri kolom komentar dengan pertanyaan mengenai aturan ejaan untuk mengatasi kendala dan dilema penggunaan.

“Ukuran kelaziman itu bukan hanya untuk satu lembaga atau instasi. Kaidah berlaku untuk semua. Selama kata asing itu belum diserap maka harus ditulis miring, karena belum berlaku untuk umum,” jelas Pak Asep untuk menjawab pertanyaan dari Yathi Hasta, “Apabila kita menerjemahkan dokumen untuk tempat tertentu, misalnya di perusahaan A, jika ada kata asing yang sudah populer di suatu tempat, apakah perlu ditulis miring?”

Kemudian Bu Sofia menyampaikan materi melalui sudut pandang penerjemah dari segi praktisi. Materi yang dibahas adalah seputar kewajaran dan keberterimaan dalam terjemahan. Sebelum menyampaikan materinya, beliau memberikan gambaran dunia penerjemah dan kriteria penerjemah sukses. “Mendapat penghasilan dari penerjemahan; memiliki klien setia dari agensi, penerbit, perusahaan, dan perorangan; dan mendapat penghargaan dari klien atau penerbit,” jelas Bu Sofia untuk menggambarkan kriteria sukses.

Setelah itu beliau membahas berbagai frasa bahasa Inggris yang seringkali diterjemahkan dengan kaku dan menunjukkan alternatif terjemahan yang lebih luwes untuk dibaca. Bu Sofia menjelaskan bahwa kata where dan which tidak perlu diterjemahkan menjadi di mana tetapi bisa digantikan dengan kata tempat atau kata yang. Penerjemah juga dapat melakukan perombakan struktur kalimat pasif menjadi aktif. Kemudian makna jamak tidak harus diterjemahkan menjadi kata ulang, tetapi bisa digantikan dengan kata beberapa, berbagai, beraneka ragam, dan sebagainya. Peserta mendapat kesan bahwa bahasa dapat diterjemahkan tanpa terlihat seperti hasil terjemahan akibat kaku.

Sesi foto bersama di akhir acara Webinar 3 HPI Jabar, 5 September 2020

Kegiatan webinar berjalan dengan lancar dan diakhiri oleh moderator sekitar pukul 12.30 dengan sesi foto bersama serta pengumuman mengenai pembagian materi dan sertifikat partisipasi untuk peserta. Kegiatan webinar mendapat banyak respon positif dari peserta hingga para peserta menanti webinar berikutnya dari HPI Komda Jabar dan tertarik bergabung dengan HPI serta Bahtera.

%d bloggers like this: